Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Labels

Cari Blog Ini

Sabtu, 01 Januari 2011

Perhitungan Sistem Perpetual

1. Metode FIFO Perpetual

Metode FIFO mengasumsikan bahwa harga pokok barang yang masuk pertama (yang dibeli lebih dulu) akan digunakan untuk menentukan harga pokok dari barang yang dijual terlebih dahulu pula. Sedangkan persediaan akhir mencerminkan harga pokok barang yang dibeli dalam urutan terakhir


pada periode tertentu. Penghitungan harga pokok penjualan (HPP) dan persediaan akhir dengan metode ini diilustrasikan pada kartu persediaan halaman berikut :

Dari data yang dimiliki oleh toko pakaian Cantik dapat ditentukan aliran biaya atau harga pokok persediaan sebagai berikut :
???? Aliran biaya yang pertama berasal dari saldo persediaan awal yang menunjukkan biaya persediaan per unitnya adalah Rp. 35.000,-.
???? Aliran biaya kedua berasal dari pembelian tanggal 3 Januari yang menunjukkan biaya persediaan per unit adalah Rp. 35.000,-.
???? Aliran biaya ketiga berasal dari pembelian tanggal 6 Januari yang menunjukkan biaya persediaan per unit adalah Rp. 37.000,-.
???? Aliran biaya yang terakhir berasal dari pembelian tanggal 20 Januari yang menunjukkan biaya persediaan per unit adalah Rp. 37.500,-.
Dengan mengetahui aliran biaya di atas, maka jika menggunakan metode FIFO untuk menentukan harga pokok dari barang yang dijual (HPP) pada tanggal 5 Januari sebanyak 10 potong ditentukan dengan perhitungan dibawah ini :
1) 5 potong dengan biaya per unit Rp. 35.000,- yang berasal dari aliran biaya yang masuk pertama yaitu persediaan awal dan
2) 5 potong dengan biaya per unit Rp. 36.000,- yang berasal dari aliran biaya kedua yaitu berasal dari pembelian tanggal 3 Januari.
Jadi harga pokok barang yang dijual pada tanggal 5 Januari adalah senilai Rp. 355.000,- ( 5 x Rp. 35.000,-) + (5 x Rp. 36.000,-). Sedangkan persediaan akhir pada tanggal 5 Januari sebanyak 7 potong memiliki biaya per unit sebesar Rp. 36.000,- yang mencerminkan aliran biaya yang terakhir masuk ke dalam sampai dengan periode tanggal 5 Januari tersebut berasal dari pembelian tanggal 3 Januari senilai Rp. 252.000.-. Dengan menggunakan cara perhitungan seperti di atas, maka jumlah persediaan barang dagangan yang tersisa pada tanggal 31 Januari 2007 adalah 6 potong dengan biaya per unit Rp. 37.500,- mencerminkan aliran biaya yang terakhir yang masuk ke dalam perusahaan (masuk tanggal 20 Januari) untuk periode bulan Januari dengan nilai total sebesar Rp. 225.500,-. Dengan demikian persediaan akhir yang akan dicantumkan pada neraca per 31 Januari 2007 adalah sebesar Rp. 225.500,-. Jurnal untuk mencatat transaksi pembelian dan penjualan barang dagangan selama bulan Januari adalah sebagai berikut :
2. Metode LIFO Perpetual
Metode LIFO mengasumsikan bahwa harga pokok barang yang masuk terakhir (yang dibeli terakhir) akan digunakan untuk menentukan harga pokok dari barang yang dijual lebih dahulu. Dengan demikian persediaan akhir mencerminkan harga pokok barang yang masuk dengan urutan paling dahulu atau dibeli pertama. Penghitungan harga pokok penjualan (HPP) dan persediaan akhir dengan metode ini diilustrasikan pada kartu persediaan berikut :
Sama seperti metode FIFO identifikasi aliran biaya atau harga pokok persediaan adalah sebagai berikut :
1. Aliran biaya yang pertama berasal dari saldo persediaan awal yang menunjukkan biaya persediaan per unitnya adalah sebesar Rp. 35.000,-.
2. Aliran biaya kedua berasal dari pembelian tanggal 3 Januari yang menunjukkan biaya persediaan per unit adalah Rp. 36.000,
3. Aliran biaya ketiga berasal dari pembelian tanggal 6 Januari yang menunjukkan biaya persediaan per unit adalah Rp. 37.000,-.
4. Aliran biaya yang terakhir berasal dari pembelian tanggal 20 Januari yang menunjukkan biaya persediaan per unit adalah sebesar Rp. 37.500,-.
Dengan mengetahui aliran biaya diatas, maka jika menggunakan metode LIFO untuk menentukan harga pokok dari barang yang dijual pada tanggal 5 Januari sebanyak 10 potong adalah dengan menggunakan biaya persediaan yang masuk terakhir sampai dengan tanggal 5 Januari yaitu berasal dari pembelian tanggal 3 Januari dimana biaya per unitnya adalah Rp.36.000. Jadi harga pokok penjualan dari 10 potong celana yang terjual adalah Rp.360.000 ( 10 x Rp. 36.000). Persediaan akhir per tanggal 5 Januari sebanyak 7 potong terdiri dari 2 aliran biaya yaitu :
Pertama, yang berasal dari pembelian tanggal 3 Januari dengan biaya per unit Rp. 36.000,- dan
Kedua, dari persediaan awal dengan biaya per unit Rp. 35.000,-.
Dengan demikian nilai persediaan akhir per tanggal 5 Januari adalah (2 x Rp. 36.000,-) + (5 x Rp. 35.000,-) = Rp. 247.000,- Dengan menggunakan cara perhitungan seperti di atas, maka jumlah persediaan barang dagangan yang tersisa pada tanggal 31 Januari 2007 sebanyak 6 potong adalah ( 4 potong x Rp. 35.000,-) + (2 potong x Rp.37.500,-) = Rp. 215.000,-, dimana yang 4 potong dinilai dengan menggunakan aliran biaya yang pertama kali masuk yaitu berasal dari persediaan awal dan 2 potong dinilai dengan menggunakan aliran biaya keempat yang masuk perusahaan.  Dengan demikian persediaan akhir yang akan dicantumkan pada neraca per 31 Januari 2007 adalah sebesar Rp. 215.000,-. Jurnal untuk mencatat transaksi pembelian dan penjualan barang dagangan selama bulan Januari adalah sebagai berikut :
3. Metode Average (Biaya Rata-Rata Tertimbang) Perpetual
Metode average mengasumsikan bahwa harga pokok barang yang dijual merupakan nilai rata-rata dari harga pokok seluruh persediaan yang telah masuk kedalam (telah dibeli) perusahaan sebelum barang tersebut terjual. Demikian pula dengan persediaan akhirnya. Rumus perhitungan biaya per unit dengan metode rata-rata tertimbang  sebagaimana dalam ilustrasi 5.3.
Penghitungan harga pokok penjualan (HPP) dan persediaan akhir dengan metode ini diilustrasikan pada kartu persediaan berikut :
Sama seperti metode lainnya sebetulnya dapat diidentifikasi aliran biaya atau harga pokok persediaan sebagai berikut :
1. Aliran biaya yang pertama berasal dari saldo persediaan awal yang menunjukkan biaya persediaan per unitnya adalah Rp. 35.000,-.
2. Aliran biaya kedua berasal dari pembelian tanggal 3 Januari yang menunjukkan biaya persediaan per unit adalah Rp. 36.000,-.
3. Aliran biaya ketiga berasal dari pembelian tanggal 6 Januari yang menunjukkan biaya persediaan per unit adalah Rp. 37.000,-.
4. Aliran biaya yang terakhir berasal dari pembelian tanggal 20 Januari yang menunjukkan biaya persediaan per unit adalah Rp. 37.500,-.
Berbeda dengan metode LIFO atau FIFO jika menggunakan metode rata rata, harga pokok barang yang dijual dinilai dengan menggunakan nilai rata-rata dari seluruh harga pokok persediaan yang telah masuk perusahaan sebelum persediaan tersebut terjual. Misalkan untuk menentukan harga pokok persediaan yang dijual (HPP) pada tanggal 5 januari 2007 sebanyak 10 potong tersebut terlebih dahulu dihitung nilai rata rata dari persediaan yang telah masuk sebelumnya yaitu yang berasal dari persediaan awal dan pembelian tanggal 3 Januari. Penghitungan nilai rata rata harga pokok persediaan yang telah masuk perusahaan sampai dengan tanggal 3 Januari adalah :
Dengan diketahuinya nilai rata rata tersebut maka harga pokok persediaan yang terjual (HPP) pada tanggal 5 Januari 2007 sebanyak 10 potong celana adalah: 10 x Rp. 35.705,9 = Rp. 357.059,-. Sedangkan persediaan akhir per tanggal 5 Januari sebanyak 7 potong mempunyai nilai 7 x Rp. 35.705,9 adalah Rp. 249.941,-. Dengan menggunakan cara perhitungan seperti di atas, maka jumlah persediaan barang dagangan yang tersisa pada tanggal 31 Januari 2007 sebanyak 6 potong = Rp. 223.229,4 ( 6 x Rp. 37.204,9) dengan penghitungan nilai rata ratanya adalah sebagai berikut :
Dengan demikian persediaan akhir yang akan dicantumkan pada neraca per 31 Januari 2007 adalah sebesar Rp. 223.229,4
Jurnal untuk mencatat transaksi pembelian dan penjualan barang dagangan yang terjadi selama bulan januari adalah sebagai berikut :
II. Sistem Periodik /Fisik
Untuk menentukan besarnya biaya persediaan dengan system periodik masih menggunakan contoh kasus Toko Pakaian “Cantik” terkait dengan persediaan celana jeans “LEVIS” L. Berikut ringkasan transaksi pembelian dan penjualan persediaan selama satu bulan Januari 2007.
Berdasarkan tabel di atas maka dapat dibuat ikhtisar pembelian selama bulan januari 2007 sebagai berikut :
Berdasarkan perhitungan fisik pada tanggal 31 Januari diperoleh hasil bahwa persediaan akhir sebanyak 6 potong. Berarti yang terjual adalah 31 potong. Untuk menentukan harga pokok persediaan akhir dari 6 potong celana dan harga pokok penjualan dari 31 potong celana dengan berbagai metode adalah :
1. Metode FIFO Fisik
Dengan menggunakan metode FIFO biaya penjualan diperoleh dari biaya persediaan yang berasal dari persediaan awal kemudian dari pembelian berikutnya. Perhitungan harga pokok penjualannya adalah sebagai berikut :
Maka persediaan akhir barang dagangan sebanyak 6 potong merupakan hasil dari pembelian terakhir tanggal 20 januari 2007 dengan biaya per unit Rp. 37.500,- sehingga nilai persediaan akhir pada tanggal 31 Januari 2007 adalah 6 kali Rp. 37.500,- adalah sebesar Rp. 225.000,-.
2. Metode LIFO Fisik
Jika menggunakan metode LIFO biaya penjualan dihitung dari biaya paling akhir disusul dengan biaya dari pembelian sebelumnya. Perhitungannya adalah sebagai berikut :
Sedangkan persediaan akhir yang dimiliki sebanyak 6 potong memiliki harga pokok yang terdiri dari 1 potong dari pembelian tanggal 3 Januari @ Rp. 36.000,- dan 5 potong dari persediaan awal sebesar @ Rp. 35.000,-. Sehingga nilai persediaan akhir sebesar Rp. 215.000,-.
3. Metode Biaya Rata-rata Fisik
Dengan menggunakan metode biaya rata-rata, hara pokok per unit ditentukan dengan cara membagi total biaya barang yang tersedia dijual dalam satu periode dengan jumlah unitnya. Biaya penjualan akan dihitung dengan cara mengalikan jumlah barang yang terjual dengan biaya rata rata per unit, demikian pula untuk biaya persediaan akhir yaitu jumlah unit persediaan akhir dikalikan dengan hara pokok rata-rata per unit. Perhitungannya adalah sebagai berikut :
Harga pokok penjualan adalah 31 x Rp. 36.540,50 = Rp. 1.132.755,50, sedangkan nilai persediaan akhir = 6 x Rp.36.540,50 = Rp. 219.243,-

2 komentar:

ietha mengatakan...

artikelnya bagus & lengkap :), ijin copas ya buat tugas, ntar aku kasih sumbernya ,,hehe, makasiiihh :)

Lubis mengatakan...

ia ga ppa tu kan ku posting memang untuk di baca oleh orang banyak kok ....!!!

Posting Komentar